Lontar Usada |
Halaman 1b
Ya Tuhan, dalam wujud-Mu sebagai Siwa, semoga kami tidak menemukan rintangan. Inilah yang dinamakan Usada Kurantobolong, yakni tentang pengobatan bayi (anak-anak), berkat anugrah Bhatara Wisnu, yang demikian sangat ampuhnya, dalam menciptakan kesejahteraan dunia, yang bisa menyelamatkan bayi (anak-anak), dan dapat menyebabkan umur panjang, terhindar dari penyakit, dan kematian. Caranya adalah berwaspadalah dalam menangani pengobatan bayi (anak-anak). Inilah yang dinamakan dharma bakti bagi seorang dukun dalam mengobati bayi (anak-anak). Sarana obat untuk bayi menderita sakit nguwus terdiri atas daun canging yang di tengah-tengah 11 lembar, alang-alang 11 lembar, diramu dengan bawang dan adas, dipakai pupuk
Halaman 2a
untuk menutupi ubun-ubun bayi. Adapun sarana untuk bedak tubuhnya terdiri atas daun canging yang di tengah-tengah 7 lembar, alang-alang 7 lembar, diramu dengan adas 7 biji. Sarana obat sakit nguwus, terdiri atas daun sirih tua dan daun temurose 3 lembar, diberi tulisan gaib Ang Ung Mang, lalu dipakai menutup ubun-ubun pasien dan dipakai bedak. Sarana obat untuk bayi menderita nguwus, terdiri atas daun canging yang di tengah-tengah 3 lembar, kencur jantan 3 iris, alang-alang 3 lembar, ditumbuk hingga hancur, dipakai obat tetes. Sarana obat untuk bayi menderita sakit bolong, terdiri atas kulit tribulus, kepiting batu jantan, jamur kuning, daun kangkang yuyu 7 lembar, semua sarana itu dibakar, abunya diambil, ditorehkan berbentuk tanda tambah pada bagian tubuh yang bocor. Sarana obat
Halaman 2b
pengunci untuk anak-anak menderita sakit nguwus, terdiri atas tunas pohon nagasari, sulatri, dan camplung masing-masing 7 lembar; sularih merik dan alang-alang masing-masing 9 lembar, diramu dengan klabet 9 biji, dipakai menutup ubun-ubun pasien. Adapun sarana obat untuk pupuk dan bedak dahi terdiri atas tunas nagasari, sulatri, kecapi, dan emben canging diramu dengan klabet 11 biji. Sarana untuk bedak tubuh terdiri atas serpihan kulit pohon dedap yang masih muda dan gamongan kedis. Sarana obat bedak kaki terdiri atas buah sirih dan mesui. Sarana obat untuk bayi menderita sakit kasaban, gerah dan sawan, terdiri atas tunas uku-uku 3 batang, diramu untuk obat tetes mata pasien. Dan
sarana untuk bedaknya terdiri atas daun dedap yang berwarna kuning, diramu dengan kencur jantan. Sarana obat untuk bayi terserang penyakit sarab angin, perut kembung, terdiri atas daun adas dan bawang. Sarana untuk menyembur perut pasien terdiri atas daun canging yang di tengah-tengah, bawang, adas. Sarana obat untuk bayi menderita sarab angin dan sarab api, wajah bayi tampak kemerahan, terdiri atas daun labu pahit, daun sunti-sunti, daun katepeng, daun kliki bang, bawang. Sarana obat untuk bayi menderita sebaha (peradangan saluran pernafasan), batuk-batuk, terdiri atas daun gatep, gula kelapa, diperas dan disaring, lalu diminum. Sarana untuk obat sembur terdiri atas daun belimbing buluh, kelapa bakar, temulawak, diramu untuk menyembur leher, dada, hingga ke hulu hati pasien.
Halaman 3b
Sarana obat untuk bayi menderita batuk kering, terdiri atas daun belimbing besi yang sudah rontok, diramu dengan bawang putih dan jangu, dipakai menyembur dada pasien. Sarana obat bayi menderita batuk berdahak, terdiri atas daun pancarsono diiris-iris, dicampur dengan kepala bakar, bawang merah, dipepes, dan setelah matang, didinginkan semalam, keesokan harinya diperas dan disaring untuk jamu. Obat untuk bayi menderita muntah-muntah adalah kencur jantan, empu kunir warangan, diramu dengan majakling, ketumbah dan garam, dipendam dalam abu panas, dan setelah matang, saripatinya diambil untuk diminum. Obat untuk bayi menderita mencret, terdiri atas
Halaman 4a
kulit kerbau dibakar diramu dengan bawang tambus, air ketan gajih, lalu diminum. Dan sebagai obat gosoknya terdiri atas kulit turi putih dan adas. Obat untuk menggosok pinggang, terdiri atas kulit buni tahi, beras merah, dan adas. Obat untuk anak-anak menderita mencret, terdiri atas akar dan daun belimbing besi, bawang tambus, diramu untuk minuman. Obat untuk bayi (anak-anak) menderita batuk, terdiri atas akar ketepeng, akar tampak liman, daun dan akar sokanatar, kelapa bakar, bawang tambus, diramu untuk minuman. Dan obat batuk untuk orang dewasa, ramuan di atas ditambah dengan bangle, akar kedondong putih, diramu dengan bawang putih dan jangu. Ramuan itu dipendam dalam abu panas, lalu dimakan.
Halaman 4b
Obat untuk anak-anak menderita mencret, terdiri atas kulit buah delima, beras merah diramu untuk obat gosok. Jika tubuh pasien terasa gerah, sarana obatnya adalah daun bulun bawang, dipakai menggosok, dicampur dengan bawang dan adas yang telah direbus. Obat untuk anak-anak (bayi) menderita mencret, terdiri atas kulit turi putih, asam dibakar, diramu dengan adas, lalu diminum. Obat untuk anak-anak menderita sakit pejen (disentri), terdiri atas akar, kulit pohon, dan tunas daun bintenu, sulur kresek muda, santan, gula, bawang tambus, diramu untuk minuman. Dan sebagai obat gosoknya adalah daun mentimun, tunas mentimun, tahin cicing, diramu dengan adas. Obat untuk anak-anak (bayi) menderita sakit pejen (disentri), terdiri atas daun ketepeng, adas dipakai obat gosok. Obat untuk anak-anak menderita sakit pejen (disentri),
Halaman 5a
dan panas, terdiri atas akar kopok-kopokan yang putih diramu dengan bawang dan adas dipakai menggosok perut pasien. Obat untuk anak-anak tidak bisa berak dan kencing, terdiri atas serpihan kemiri dan bawang diramu untuk obat gosok. Sarana obat untuk anak-anak (bayi) menderita perut kembung, meradang, dan panas dalam, serta tidak mau makan, terdiri atas semanggi gunung segenggam, daun pepe gunting, inti kunir, isi buah kemiri, bawang. Jika tubuh pasien terasa gerah ramuan itu perlu ditambahi tunas pohon pandan, diramu untuk minuman. Obat untuk anak-anak menderita mata memar, sarananya adalah daun canging yang di tengah-tengah, bawang merah, dan adas dipakai menggosok tulang punggung, bahu, hingga ke lekuk dada. Sarana obat untuk anak-anak menderita mata bengkak, tanpa diketahui sebab-sebabnya, terdiri atas
Halaman 5b
beras basah, bawang mentah, dipakai untuk menggosok. Obat untuk anak-anak menderita mata bengkak, terdiri atas air susu ibu yang melahirkan pertama kali, dipakai menetesi hidung pasien bayi itu. Obat untuk anak-anak (bayi) menderita tubuh kegerahan, gelisah resah, dan melemas, sarananya terdiri atas daun canging yang di tengah-tengah, alang-alang, kulit telor ayam, dilumatkan untuk bedak. Obat untuk anak-anak (bayi) menderita gatal-gatal di kulit, sarana obatnya terdiri atas daun nangka yang kuning, diramu dengan laos untuk dipakai bedak. Obat untuk anak-anak menderita gatal-gatal dan berbintik-bintik, sarananya adalah kulit pohon kalimoko, merica, laos
Halaman 6a
dilumatkan untuk bedak. Obat untuk anak-anak yang menangis terus menerus, tubuhnya berkedut-kedut, dan kadangkala terkejut-kejut, penyakit akibat gangguan roh jahat Men Bajang, sarananya adalah kulit pohon kalimoko, kapur, diberi mantra "Ong kaki dangu, nini dangu, lare ngiwan lanang wadon, kinasihan, yan hana i kira-kira hala ri anak ingsun, lanang wadon kinasihan, kaki mwak bun, ki bandeng blang nguyang, tututwin aku saparan-paranku, yan hana memen bajang hala paksane, akira-kira ingsun, lanang wadon kinasihan, tka tulah, tulah, tulah, sidi mandi mantranku". Setelah ramuan itu diberi mantra, lalu ditaburkan di bawah tempat tidur bayi sebanyak 3 kali. Obat untuk bayi (anak-anak) yang diganggu oleh roh jahat Men Bajang, sarananya adalah daun
Halaman 6b
ambulu 1 lembar, dipakai menyembur ubun-ubun pasien bayi sebanyak tiga kali. Lalu ditempelkan bersama-sama dengan selembar daun canging yang di tengah-tengah, yang telah diberi tulisan suci A, lalu disembur dengan bawang putih dan jangu sebanyak tiga kali. Obat untuk bayi (anak-anak) yang menangis tidak henti-hentinya, tidak bisa tidur karena diganggu oleh roh jahat Men Bajang, sarananya adalah daun bulu bawang, beras basah, bawang putih, dan jangu, dilumatkan untuk menggosok tubuh bayi. Inilah ajian untuk penjaga jiwa bayi, yang selalu melindungi dan menjaga jiwanya, sarananya adalah lontar diberi gambar Bhatara Hyang Guru, Bhatara Wisnu. Setelah selesai dilukis, lontar itu diberi mantra: "Bapa-bapa Hyang
Halaman 7a
Kamulan, Hyang Bhatara Wisnu, sampun ko latri, raren titiang nyaluk dalan aturu, sampura raren titiang, apang melah duk ira hana, empu raren titiang apang melah, haywa waweka, empu raren titiange apang melah, poma, poma, poma". Lontar ini digantung di bagian atas tempat bayi tidur. Atau juga boleh dibungkus dalam ikat pinggang. Hasilnya adalah semua penyakit berbahaya, wisya, sasab, merana, grubug, tatumpur pada musnah semuanya. Demikian pula kekuatan ilmu sihir seperti guna-guna leak, tuju, teluh, taranjana, desti, dusta, pepasangan, rerajahan, umik-umikan, papendeman, acep-acepan, dan semua guna-guna manusia jahat akan musnah,
Halaman 7b
dibuat tidak mempan. Mantra ini harus dirahasiakan sebab sangat rahasia. Inilah ajian untuk keselamatan bayi yang sering menangis siang-malam, sarananya adalah lontar ditulisi mantra "Hurjro upet-upet, syah Ah, Ah, Ah". Bayi disembur dengan bawang putih dan jangu. Bayi itu diberi gelang dari benang tridatu (benang berwarna merah, hitam, putih). Sesajen caru untuk bayi yang sering menangis siang-malam, terdiri atas sasayut, segeh beras 1 ceeng, memakai daging ayam yang sudah bisa bercelotek. Dada ayam itu dibelah dan dipanggang sebagian, diberi bumbu bawang jahe, serta dilengkapi dengan ikan teri (gerang asem) sebagian, dan lengkap dengan buah-buahan, galahan, sampian nagasari, peras panyeneng, biakawon,
Halaman 8a
tatebus serta lengkap dengan uang sasari. Tempat untuk melakukan upacara caru adalah di halaman rumah, pada saat matahari sedang berada di titik puncak. Adapun doanya adalah: "Kaki Kala Dengen, kaki Kala Pitungtung, iki tadah sajinira, segeh adulang, iwaknya ayam pinanggang, mwang gerang asem, mwah sarananya genep, sasari genep, maduluran pras panyeneng, mwang byakawonan, iki buktinen sajinira, wus sira anadah sari, mantuk sira swang-swang, aja sira anggulgul lare ingsun, poma, poma, poma". Penyelamatan bayi yang banyak ulah dan sering menangis siang malam, sarananya adalah kelopak bambu petung, diisi gambaran raksasa berpelukan, raksasa telanjang, suami-istri. Sesajennya terdiri atas kue bantal 5 biji,
Halaman 8b
buah pinang 1 tandan, sirih ambungan, digantung bersama-sama di bagian atas tempat tidur bayi. Adapun sesajen caru terdiri atas penek bang adanan, memakai daging ayam berbulu merah, dipanggang, lengkap dengan jajan dan buah-buahan, bunga merah, aled sampian andong merah, dan benang tebusan merah. Mantranya adalah : "Ong indah to Hyang Kala, ulatana tatadahanta, sajinira, haywa gageti, haywa gagila akti, pada patuh, ingkup, ingkup, ingkup". Sarana penawar untuk bayi (anak-anak) sering menangis siang-malam, terdiri atas ketupat 1 kelan, memakai daging ayam, pisang kayu, bunga baha-baha, jajan kukus berisi unti bungkus, dilengkapi dengan berbagai buah-buahan, canang 1 tanding, disajikan dalam 1 wadah, dipersembahkan di palangkiran. Biarkan sesajen itu, jangan ditarik. Maka bayi itu akan berhenti menangis.
Halaman 9a
Sarana untuk penawar bayi menangis tidak bisa dihibur, terdiri atas kelopak bambu kuning, diisi gambaran kera bergelut, jantan-betina, digantungi buah bengkudu 2 biji, diikat dengan benang tridatu, digantung bersama-sama di bawah tempat tidur bayi. Mantranya adalah "Hana kita anaku, laba kita, aku adwe kita, druwe aku si jabang bayi, aja sira ulik siligawe, ring jabang raren ingsun, Ah Ah siyah Ih Ah". Bayi itu akan berhenti menangis. Jika bayi masih tetap menangis, maka perlu diberi tambahan caru terdiri atas ketupat sirikan 1 kelan, bantal lenged 6 biji, pisang mas 6 biji, canang buratwangi lengawangi, uang sasari 22, dilengkapi dengan jajan dodol,
Halaman 9b
geti-geti, jajan satuh. Sesajen itu dipersembahkan di Kumbara, maka bayi akan berhenti menangis. Inilah sarana untuk menghentikan bayi menyusu, terdiri atas bengkudu 2 buah, telor. Satu buah bengkudu dipakai mainan untuk anak-anak. Satu lagi dilemparkan ke kotoran sapi. Pada saat melemparkan buah bengkudu itu harus lebih tinggi daripada bahu, dan jangan menoleh. Satu buah bengkudu itu diletakkan di samping tempat tidur bayi. Mantranya adalah: "Ong tka gila, gila, gila, tka ser, ser, ser, tka seneb, seneb, seneb" (ucapkan mantra itu tiga kali. Bayi tidak akan mau menyusu lagi. Sarana memperlancar kelahiran bayi, terdiri atas mentimun uku, diberi gambar buaya mencari bayi. Mantranya: "Ong lebu wong, tka muru rare ring jro weteng, Ong metu, metu, metu". Mentimun itu dimakan sampai habis oleh ibu yang hamil. Ada lagi sarana untuk melancarkan kelahiran bayi yang mati dalam kandungan,
Halaman 10a
terdiri atas daun sente merah, diberi gambar gajah, lalu direndam di dalam air bersih yang dituangkan ke dalam sibuh hitam yang berisi alat gantung. Mantranya: "Ong den kadi gelisanira rare, binuru dening liman, mangkana gelisan ni rare ring jro weteng metu, lah ser, ser, ser". Air itu diminum oleh ibu yang hamil, dan sisanya disiramkan ke perutnya. Sarana untuk melancarkan kelahiran bayi yang mati di dalam kandungan, terdiri atas waribang, lenga wijen, diramu menjadi saripati lalu diberikan kepada ibu hamil itu untuk diminum. Maka bayi itu akan cepat lahir. Sarana pangeger (jimat pengundang) bayi di dalam kandungan, terdiri atas tahi subatah diramu dengan adas, dilumatkan dan digosokkan di pusar ibunya. Mantranya: "Ong rare cili, banyu kita ring jro lawangan, teka blas, blas, blas, kedep sidi mandi mantranku".
Halaman 10b
Sarana pangeger (jimat untuk mengundang) bayi di dalam kandungan, terdiri atas air ditungkan ke dalam tundak. Mantranya: "Ong sasano roro, hug hug, munggwing watu, leh metu, metu, metu". Siramlah perut ibunya. Sarana pangeger bayi di dalam kandungan, terdiri atas daun sirih dan daun temurose, diisi gambar gajah, serta banyu tuli dituangkan ke dalam sibuh hitam yang diberi gambar gajah. Mantranya: "Ong sang bhuta liman, pamburu rare ring jro weteng, lah den age metu". Berikanlah air itu kepada ibunya untuk diminum. Sedangkan daun sirih itu disemburkan di perut ibunya. Jimat pangeger supaya bayi cepat lahir, terdiri atas sirih dan bulun butuh 6 lembar.
Kaketus saking: http://www.babadbali.com/pustaka/usadakurantobolong.htm#top
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Wusan Ngwacen sampunang lali maosin iriki! Suksma