Aksara, Basa, lan Sastra Bali

"Om Swastyastu, swasti prapta aturang titiang majeng ring para sameton blogger sami, durusang macecingak ring blog titiang, pinaka anggen jalaran masadu wirasa, mogi-mogi wenten pikenohnyane"

Senin, 21 Mei 2012

Warga Aksara Bali

         Aksara Bali adalah huruf tradisional masyarakat Bali dan berkembang di Bali. Aksara Bali merupakan suatu abugida yang berpangkal pada huruf Pallawa. Aksara ini mirip dengan aksara Jawa. Perbedaannya terletak pada lekukan bentuk huruf.
        Aksara Bali berjumlah 47 karakter, 14 di antaranya merupakan aksara suara atau vokal. Aksara wianjana atau huruf konsonan berjumlah 33 karakter. Aksara wianjana Bali yang biasa digunakan berjumlah 18 karakter. Juga terdapat aksara wianjana Kawi yang digunakan pada kata-kata tertentu, terutama kata-kata yang dipengaruhi bahasa Kawi dan Sanskerta.
     Meski ada aksara wianjana Kawi yang berisi intonasi nada tertentu, pengucapannya sering disetarakan dengan aksara wianjana Bali. Misalnya, aksara dirgha (pengucapan panjang) yang seharusnya dibaca panjang, seringkali dibaca seperti aksara hresua (pengucapan pendek).

Warga aksara
Osthya
Dantya
Murdhanya
Talawya
Kanthya
Suatu aksara dikelompokkan menurut dasar pengucapannya dan disebut warga aksara. Dalam aturan menulis aksara Bali, ada 5 warga aksara yang utama, yaitu:[1]
  • Kanthya. Warga kanthya adalah kelompok fonem yang berasal dari langit-langit dekat kerongkongan. Beberapa di antaranya termasuk konsonan celah suara. Yang termasuk warga kanthya adalah konsonan velar/guttural dan glotal. Huruf konsonan yang termasuk warga kanthya terdiri dari: Ka (k), Ga (g), Ga gora (gh), Nga (ng). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga kanthya adalah A.
  • Talawya. Warga talawya adalah kelompok fonem yang berasal dari langit-langit mulut. Yang termasuk warga talawya adalah konsonan palatal. Huruf konsonan yang termasuk warga talawya terdiri dari: Ca murca (c), Ca laca (ch), Ja (j), Ja jera (jh), Nya (ny), Sa saga (sy). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga talawya adalah I.
  • Murdhanya. Warga murdhanya adalah kelompok fonem yang berasal dari tarikan lidah ke belakang menyentuh langit-langit. Beberapa di antaranya termasuk fonem rongga gigi. Yang termasuk warga murdhanya adalah konsonan retrofleks dan alveolar. Huruf konsonan yang termasuk warga murdhanya terdiri dari: Ta latik (), Da madu (), Na rambat (), Sa sapa (), Ra (r). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga murdhanya adalah Ra repa ().
  • Dantya. Warga dantya adalah kelompok fonem yang berasal dari sentuhan lidah dengan gigi. Beberapa di antaranya termasuk fonem rongga gigi. Yang termasuk warga dantya adalah konsonan dental dan alveolar. Huruf konsonan yang termasuk warga dantya terdiri dari: Ta (t), Ta tawa (th), Da lindung (d), Da madu (dh), Na kojong (n), Sa danti (s)[2]La (l). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga dantya adalah La lenga ().
  • Osthya. Warga osthya adalah kelompok fonem yang berasal dari pertemuan bibir atas dan bawah. Yang termasuk warga oshtya adalah konsonan labial. Huruf konsonan yang termasuk warga talawya terdiri dari: Pa (p), Pa kapal (ph), Ba (b), Ba kembang (bh), Ma (m), Wa (w). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga talawya adalah U.

Aksara suara (vokal)
Aksara suara disebut pula huruf vokal/huruf hidup (vowel) dalam aksara Bali. Fungsi aksara suara sama seperti fungsi huruf vokal dalam huruf Latin. Jika suatu aksara wianjana diberi salah satu pangangge aksara suara, maka cara baca huruf wianjana tersebut juga berubah, sesuai dengan fungsi pangangge yang melekati huruf wianjana tersebut.

Aksara suara
Warga
Aksara suara hresua
(huruf vokal pendek)
Nama
Aksara suara dirgha
(huruf vokal panjang)
Aksara Bali
Huruf Latin
Aksara Bali
Huruf Latin
Kantya
(tenggorokan)
A
[a]
Ā
[ɑː]
Talawya
(langit-langit lembut)
I
[i]
Ī
[iː]
Murdhanya
(langit-langit keras)
[ɹ̩]
[ɹ̩ː]
Dantya
(gigi)
[l̩]
[l̩ː]
Osthya
(bibir)
U
[u]
Ū
[uː]
Kanthya-talawya
(tenggorokan & langit-langit lembut)
E
[e]; [ɛ]
E kara (E)
Airsanya (Ai)
Ai
[aːi]
Kanthya-osthya
(tenggorokan & bibir)
O
[o]; [ɔ]
Au
[aːu]

Aksara wianjana (konsonan)
Aksara wianjana disebut pula konsonan atau huruf mati dalam aksara Bali. Meskipun penulisannya tanpa huruf vokal, setiap aksara dibaca seolah-olah dibubuhi huruf vokal "a". Selama aksara wianjana tidak dibubuhi aksara suara (huruf vokal: i, u, é, o, ě, ai, au), maka aksara tersebut dianggap dibubuhi vokal "a". Jika menulis dengan huruf latin, kata "na" merupakan gabungan dari huruf konsonan /n/ dan vokal /a/. Dalam aksara Bali, kata "na" disimbolkan dengan satu huruf saja, bukan gabungan dari huruf konsonan "n" dan vokal "a".

Dalam bahasa Bali, huruf Ha tidak dibaca saat digunakan pada permulaan kata. Biasanya, meskipun dalam penulisan kata menggunakan huruf Ha, desahannya tidak timbul, yang diucapkan hanya vokalnya saja. Contohnya, dalam penulisan kata "Hujan", dipakai huruf Ha di depan kata. Namun pada saat membaca kata "Hujan", orang Bali lebih memilih tidak mengucapkan desahan kata "Hu", melainkan hanya mengucapkan huruf vokalnya saja, yaitu "U". Jadi yang diucapkan adalah kata "Ujan".[3]

Aksara Ardhasuara adalah semivokal. Kata ardhasuara (dari bahasa Sanskerta) secara harfiah berarti "setengah suara" atau semivokal. Dengan kata lain, aksara ardhasuara tidak sepenuhnya huruf konsonan, tidak pula huruf vokal. Yang termasuk kelompok aksara ardhasuara adalah Ya, Ra, La, Wa. Gantungannya termasuk pangangge aksara (kecuali gantungan La), yaitu nania (gantungan Ya); suku kembung atau guungan (gantungan "Wa"); dan guwung atau cakra (gantungan Ra). Kata-kata yang diucapkan cepat, seolah-olah vokalnya dipangkas, menggunakan gantungan aksara ardhasuara. Contoh kata: "pria" (bukan "peria"); "satwa" (bukan "satuwa"); "satya" (bukan "satiya"); "proklamasi" (bukan "perokelamasi").

Aksara Wianjana (konsonan)
Warga
Pancawalimukha
Ardhasuara
(Semivokal)
Usma
(Desis)
Wisarga
(Desah)
Tajam
Lembut
Nasal
Kanthya
(tenggorokan)
(Ka)
Ka
(Ga)
Ga
(Gha)
Ga gora
(Nga)
Nga

(Ha)
Ha
Talawya
(langit-langit lembut)
(Ca)
Ca murca
(Cha)
Ca laca
(Ja)
Ja
(Jha)
Ja jera
(Nya)
Nya
(Ya)
Ya
(Śa)
Sa saga

Murdhanya
(langit-langit keras)
(a)
Ta latik
(ha)
Ta latik[4]
(ha)
Da madu m.[6]
(a)
Na rambat
(Ra)
Ra
(a)
Sa sapa
Dantya
(gigi)
(Ta)
Ta
(Tha)
Ta tawa
(Dha)
Da madu
(Na)
Na kojong
(La)
La
(Sa)
Sa danti
Osthya
(bibir)
(Ba)
Ba
(Bha)
Ba kembang
(Pa)
Pa
(Pha)
Pa kapal
(Ma)
Ma
(Wa)
Wa






























Kaketus saking: http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Bali



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wusan Ngwacen sampunang lali maosin iriki! Suksma